Waktu tempo dulu, kebanyakan bioskop atau piranti audio di rumah masih menggunakan sistem mono, memiliki cuma satu saluran suara. Begitu mereka memasuki masa tua, sistem suara stereo mulai bisa dinikmati. Dalam waktu tak terlalu lama muncul sistem suara stereo yang lebih baik, dolby stereo. Bersamaan dengan itu, penggemar film atau musik melalui piranti audio-video di rumah bisa menikmati tata suara sejenis, namun sedikit lebih canggih lagi, dolby surround. Kini telinga generasi kita makin dimanja lagi dengan sistem tata suara dolby digital. Kualitas suara yang dihasilkan berkat teknologi sistem tata suara yang disebut terakhir itu sudah tentu sangat prima. Desis yang biasanya mengiringi suara rekaman kaset atau pita film layar tancep, tidak ditemui lagi di gedung bioskop modern. Tengok saja mutu suara yang dihasilkan compact disc (CD), laser disc (LD), video CD (VCD), digital video disc (DVD) pada perangkat home theater kita di rumah, yang semuanya menerapkan teknologi mutakhir itu dalam soal tata suara. Bahkan, ini keunggulan utamanya, kita seakan dibawa ke suasana sebenarnya ketika adegan film atau pertunjukan musik itu berlangsung.
  • Gelegar ekstra Inovasi sistem suara film terbaru dari Dolby Laboratories yang dikomandani Ray M. Dolby itu kini telah menginjak generasi ketiga, yang oleh Dolby dinamai DD (dolby digital) AC-3 (AC = Audio Code, angka 3 = era generasi). DD AC-3 sebenarnya perbaikan dari dolby stereo yang masih menggunakan sinyal analog. Setelah teknologi digital diadopsi, telinga kita sempat dimanjakan dengan dolby surround digital (DSD), sistem suara digital generasi sebelum DD AC-3. DD pertama kali diperkenalkan pada 1992 melalui film Batman Return, yang kemudian diikuti oleh sekitar 150 film lainnya. Termasuk di antaranya Batman Forever, Pochahontas, Congo, Die Hard with a Vengeance, dan Mortal Combat. Kini, sekitar 2.000 gedung bioskop di dunia sudah melengkapi diri dengan perangkat sistem dolby digital. DD AC-3 berisi saluran 5.1 yang sangat jernih, yakni 5 saluran tingkat nada penuh yang terpisah: kiri dan kanan depan, tengah, serta surround kiri dan kanan; plus sebuah subwoofer. Saluran kiri, tengah, dan kanan di belakang layar berfungsi menyajikan paparan dialog yang jernih dan tepat. Saluran surround kiri dan kanan yang terpisah mampu menenggelamkan penonton ke dalam film dengan suara yang hidup. Saluran surround ini dalam DSD masih menyatu atau mono. Sedangkan saluran efek bas (subwoofer) menghadirkan dentuman ekstra untuk rangkaian efek khusus berfrekuensi rendah. Soundtrack DD secara optis disandikan tepat pada filmstrip (rentetan foto pada film) 35 mm, pada ruangan antara lubang sprocket (gigi jentera). Menempatkan soundtrack langsung pada film memungkinkannya berdampingan dengan trek analog tanpa menambah media lain macam CD. Ini tidak cuma membuat distributor film dan pemilik gedung bioskop mudah menanganinya, tapi juga memungkinkan rekaman DD bisa diwujudkan tanpa biaya tambahan. Lubang gigi jentera itu juga tahan tarikan dan robekan, sehingga soundtrack pada DD akan tetap bebas dari letupan dan desis selama masa pakainya. Suara dolby digital tidak cuma bisa dinikmati di gedung bioskop. Perangkat laser disc bersistem penyandian audio digital Dolby AC-3 yang sama juga bisa menampilkan suara surround digital untuk bioskop rumah. Format masa depan yang bakal menggunakan audio AC-3 termasuk DVD dan High Definition Television(HDTV). Sebelum sampai pada teknologi digital, format-format suara dolby sebelumnya menggunakan sinyal analog. Di antaranya, dolby stereo untuk bioskop dan dolby surround untuk penggunaan di rumah.
  • Empat saluran suara Teknologi dolby stereo merupakan penyempurnaan dari sistem suara stereo yang banyak kekurangannya. Melalui sistem stereo, sebenarnya kita mendengar dua rekaman suara. Salah satu rekaman mungkin sedikit terlambat didengar dibandingkan dengan yang lain, atau yang satu lebih keras dari yang lain. Dua efek ini terjadi bila ada perbedaan jarak antara kita dengan kedua pengeras suara. Untuk mendapatkan citra suara yang sama, kita mesti berada pada jarak yang sama dari kedua pengeras suara. Citra suara menjadi tidak seimbang kalau kita bergeser lebih dekat ke salah satu speaker. Kelemahan lain, sistem stereo juga mengandung ketidaksepadanan kecepatan dan tekanan suara. Dua tekanan dari pengeras-pengeras suara akan bertambah sebagai suatu skala. Sedangkan dua kecepatan akan bertambah sebagai suatu vektor. Akibatnya, terdapat ketidaksepadanan antara tekanan dan kecepatan dari suara hasil reproduksi dan suara asli. Keterbatasan sistem stereo lainnya adalah suara hanya datang dari arah pengeras suara. Akibatnya, suara yang mestinya datang dari tengah muncul atau terdengar di tempat lain. Reproduksi suara yang tidak tepat itu terjadi, misalnya, ketika suatu plane wave (gelombang pesawat terbang) berada tepat di depan pendengar. Dolby Laboratories berusaha memecahkan masalah-masalah tadi dengan menambahkan sejumlah saluran suara. Maka stereo ala Dolby atau dolby stereo menyediakan empat saluran suara: kiri, kanan, tengah, dan belakang. Saluran suara tengah dan belakang inilah yang membedakan dolby stereo dengan stereo biasa. Untuk menampilkannya diperlukan lima pengeras suara: dua di kiri dan kanan depan, satu di tengah depan, dan sepasang di belakang pendengar. Pengeras suara tengah menghadirkan dengan baik citra suara frontal berupa dialog dan suara lain dari tengah. Sedangkan dua pengeras suara belakang disediakan untuk menghasilkan ambient sound effects (efek suara sekeliling). Efek-efek suara inilah yang tidak dijumpai dalam sistem suara stereo biasa. Dolby stereo kemudian dikembangkan lagi oleh Dolby Laboratories untuk penggunaan di rumah, yang kemudian disebut dolby surround.
  • Sistem 4-2-4 Dolby stereo maupun dolby surround hanya menggunakan dua saluran untuk mengirimkan sinyal suaranya. Keempat sinyal suara dolby (kiri, kanan, tengah, surround) disandikan ke dalam dua saluran itu untuk pengiriman (siaran) dan penyimpanan dalam media seperti pita film, kaset video, (video) CD atau laser disc. Untuk film bioskop sinyal suara itu disimpan dalam bentuk sandi pada dua trek stereo standar pada film 35 mm. Metode itu dikembangkan dari sistem quadraphonic yang menyandikan empat sinyal menjadi saluran suara kiri dan kanan. Dolby juga menyandikan empat sinyal dalam dua saluran, tetapi dua sinyal tambahan yang disandikan digunakan dengan cara lebih baik ketimbang pada quadraphonic. Oleh sebuah decoder (alat pembaca sandi), sandi suara pada dua trek tadi dibaca dan kemudian disesuaikan menurut fungsi dan tempat mereka di empat saluran. Ini disebut sistem 4-2-4. Untuk menikmati suara dari sistem dolby stereo atau dolby surround diperlukan dua pengeras suara, masing-masing satu pada setiap sisi layar, satu pengeras suara tengah di atas atau belakang layar, dan pengeras suara surround di sembarang tempat di belakang area mendengar, baik di belakang atau sepanjang sisi belakang yang paling tepat. Untuk piranti di rumah biasanya cukup dengan dua pengeras suara surround. Sedangkan di gedung bioskop perlu satu rangkaian pengeras suara surround yang ditaruh di sepanjang sisi ruangan, belakang ruangan, atau kedua-duanya. Bila tanpa pengeras suara tengah, dua pengeras suara depan akan menghasilkan suatu phantom image (citra suara hantu) yang sangat tidak sesuai dengan gambar layar. Namun pro logic decoder bisa memperbaiki situasi ini. Ia dapat membaca sandi saluran tengah secara langsung dan juga mengendalikan citranya, sehingga bisa memperbaiki suara tengah yang dihasilkan. Tampilan saluran belakang sistem suara ini ditunda sekitar seperlima detik. Penundaan ini akan menyebarkan beberapa citra suara di belakang dengan memberi kesempatan suara dari speaker depan tiba lebih dulu, dan suara dari speaker belakang tiba sebelum suara-suara itu dirasakan sebagai suatu echo (gema).
  • Sinyal disandikan Dalam sistem suara dolby stereo dan dolby surround terdapat dua proses utama, yakni encoding (penyandian) dan decoding (pembacaan isi sandi). Sinyal suara dolby stereo dan dolby surround yang terdiri atas empat sinyal terpisah (kiri, kanan, tengah, dan surround) disandikan dalam dua saluran: kiri-total dan kanan-total. Dua saluran inilah yang ditransmisikan atau disimpan dalam media distribusi (pita film, kaset video, video CD, atau laser disc). Dengan hanya memiliki dua saluran, sistem dolby tetap cocok untuk sistem mono dan stereo. Penyandian empat saluran menjadi dua dikerjakan oleh alat encoder (penyandi) dolby. Saluran kanan dan kiri dilewatkan langsung melalui penyandi tanpa masing-masing diubah menjadi sinyal kiri-total dan kanan-total. Saluran tengahnya akan mengalami reduksi 3 dB (desibel) untuk mempertahankan kekuatan tetap, lalu dipecah menjadi saluran kiri-total dan kanan-total. Sinyal surround mengalami pemrosesan paling banyak. Yakni reduksi 3 dB untuk mempertahankan kekuatan tetap, dilewatkan filter bandpass untuk membatasi responsnya menjadi antara 100 Hz dan 7 kHz, mengalami reduksi (pengurangan) desis bentuk Dolby B yang telah dimodifikasi. Lalu, sinyal dijadikan dua versi, yang satu memiliki perubahan tingkat +90o (+90o phase shift), sementara yang lain mengalami perubahan tingkat -90o. Ini menghasilkan suatu perubahan tingkat 180o antara dua sinyal itu. Yang mengalami perubahan tingkat +90o dijadikan sinyal kiri-total, sementara perubahan tingkat -90o dijadikan sinyal kanan-total. Dengan melakukan perubahan tingkat untuk sinyal surround, dua sinyal surround dalam kiri-total dan kanan-total akan disalurkan untuk saluran tengah atau selama dimainkan secara mono. Sinyal surround yang direproduksi itu juga tidak akan memiliki saluran tengah, seperti terbuang begitu perbedaan kiri-total dan kanan-total muncul. Ini juga menambah pemisahan empat sinyal tersebut. Pembacaan isi sandi sinyal suara tadi dilakukan dengan cara terbalik dengan penyandian. Sinyal kiri-total dan kanan-total masing-masing disalurkan ke pengeras suara kiri dan kanan. Informasi saluran tengah dan surround akan muncul, tapi dengan kekuatan 3 dB lebih rendah dari saluran kiri dan kanan. Informasi surround juga akan kehilangan tingkat (phase), yang akan menyebarkan citranya di dalam ruangan. Informasi saluran tengah akan membentuk suatu citra suara hantu di tengah bila tidak ada pengeras suara tengah. Saluran surround sebelum terdengar dari pengeras suara surround akan melewati filter anti-alias, mengalami penundaan waktu 15 – 20 milidetik, melewati filter low-pass 7 kHz, dan mengalami pembacaan sandi reduksi desis Dolby B. Akhirnya, sinyal disalurkan pengeras suara. Dari pengeras suara inilah kita bisa mendengarnya dengan baik.